Misteri Lontong Kupang (Part 3 - the end)
Hari ini kemana? Ya semalam sebelum tidur kami menyempatkan diri untuk googling lontong kupang. Dan kami menemukan ada di salah satu foodcourt di ITC Surabaya. Sudah tergambar jelas menu makan siang nanti. Setelah sarapan pagi di hotel, kami bergegas ke Sampoerna House. Kami sengaja berangkat pagi agar masih kebagian tiket untuk ikut Surabaya Heritage Tracker.
Nah benar kan, kami kalah pagi dengan yang lain, sehingga kebagian tiket untuk jam 13:00. Akhirnya kami berkeliling ke dalam kompleks Sampoerna House saja dulu. Di kompleks tersebut ada museum, café, galeri dan toko merchandise. Sekitar 2 jam kami menghabiskan waktu berada di dalam kompleks. Saat itu menunjukkan pukul 10:30, masih ada kira-kira dua setengah jam tersisa sebelum kegiatan di mulai.
Rupanya dari House of Sampoerna ke ITC tidak terlalu jauh, kami memutuskan untuk ke ITC mencari lontong kupang. Semangkuk eh tidak sepiring lontong kupang sudah menghantui pikiran saya. Sesampainya di sana, kami langsung menuju ke food court. Dari ujung sampai kembali ke ujung, saya tidak menemukannya.
Aneh sekali ya, saya lihat dengan baik-baik ke gawai saya, memastikan hasil pencairan dari mesin pencari google benar dan tepat. Nah benar dia ada di sana, di ujung sebelah sana, saya melihat tulisan di spanduknya. Berwarna merah, tidak salah lagi, mata saya berkaca-kaca saking bahagianya. Sedetik ehmm 3 detik kemudian. Perlu 3 detik saya sadar kalau ternyata warungnya tutup, pemirsa. Rasanya air mata kebahagiaan yang tadi berubah menjadi air mata diiringi isak tangis.
Lima belas menit kemudian sudah ada sepiring mie goreng porsi besar di depan mata, pilihan menu di food court chinesse food ini memang luar biasa.
“Rasanya ini bisa dimakan untuk orang serumah”, ujar Dita. “Iya bener, sumpah ini bukan porsi single” kata saya menegaskan. Kalau Dita berhasil menghabiskan semangkuk besar mie ayam, saya bersyukur bisa menghabiskan setengahnya saja.
Karena kami tidak bisa berlama-lama, saya bungkus aja untuk dimakan nanti. Kami harus tiba 30 menit sebelum kegiatan di mulai. Tepat jam 15:00 kegiatan Surabaya Hertigae Tracker selesai. Surabaya Heritage Tracker? Apa itu? Saya cerita nanti, bukan di sini, karena saya terlalu sibuk dengan LONTONG KUPANG.
Kami melipir untuk menikmati sunset, berharap ada Lontong Kupang, kami pergi ke Surabay North Quay. Kami menemukan sunset yang indah, tapi tidak dengan lontong kupangnya. Ada banyak penjual di Surabaya North Quay tapi kami tidak terlalu tertarik dan sudah kekenyangan dengan menu mie goreng dan mie ayam yang super jumbo.
Dari Surabaya North Quay kami menuju ke Kampung Arab. Di sini saya bersedikit lupa dengan keberadaan lontong kupang. Setelah makan nasi khas Arab, Dita membeli kebab untuk di makan di hotel. Saya mencicipi sedikt dan kebab terenak yang pernah saya makan. Deskripsi rasa yang sulit diungkapkan, cukup tiga kata ini yaitu enak, lezat, maknyus. Malam terakhir kami di Surabaya ditutup dengan makan enak dan tidur nyenyak.
Esoknya kami menikmati Surabaya Sunday Morning di Kawasan Monumen 11 November. Ramai sekali di sana, saya sedikit berharap jika lontong kupang berkenan menemui saya di salah satu sudutnya. Ada banyak sekali gerobak makanan, siomay, batagor, pancake, crepes, lumpia, nasi kuning.
Berjalan dari ujung ke ujung, tidak ada satu pun gerobak bertuliskan lontong kupang. Akhirnya kami memilih kembali ke hotel, menikmati sarapan pagi. Untunglah selalu ada bubur ayam untuk mengobati hati yang kecewa. Selesai sarapan kami berkemas dan membersihkan diri dan check out dari hotel. Nyaman sekali beristirahat di Ibis Surabaya.
Entah kenapa matahari bersinar sangat terik siang itu, saya berharap ada sedikit mendung yang menyejukan suasana hati saya. Panggilan penumpang untuk kereta Sri Tanjung sudah disiarkan, dengan langkah berat saya masuk ke kereta. Mengucapkan selamat tinggal pada Surabaya. Entah kapan bisa kembali lagi ke sini, menuntaskan rindu pada Sang Lontong Kupang, semoga waktu berjodoh mempertemukan kita. Sampai jumpa lain waktu Lontong Kupang, semoga.
Kok ga tanya penduduk setempat to mb? Ikut gemess...😂😂
BalasHapusWakakakak..duh padahal mau tak buatin season 2-nya. Iya mba, akhirnya pas sebelum pulang tanya temenku yg wong Suroboyo, katanya banyak ditemukan di Sidoarjo, bukan di kotanya. Walah pantesaaannn 🤣🤣🤣
Hapus