Liburan ke Singapura, Berangkat!
Liburan ke Singapura, berangkat! Passport to your dream, suatu hari saya membaca kalimat itu tertulis sebagai judul artikel di sebuah majalah wanita terkenal. Ehm, lupa edisi kapan, seingat saya, saya membacanya di perpustakaan Karta Pustaka (tempat kursus Bahasa Belanda di Yogyakarta). Artikel tersebut menuliskan tips tentang bagaimana bepergian ke beberapa negara. Saya meyakini bahwa buku kecil berwarna hijau itu mampu mengantarkan saya untuk meraih mimpi, berkeliling dunia.
Kenapa Memilih Singapura?
Singapura. Tidak pernah terbayang negara ini menjadi negara pertama yang saya kunjungi, tidak ada rencana ke negara tetangga terdekat dengan Indonesia ini. Saya sangat ingin pergi ke Vietnam, sebagai lulusan bahasa Prancis, Vietnam punya ikatan emosional akademik sendiri. Alasannya Vietnam merupakan salah satu negara yang pernah dijajah oleh Prancis dan satu-satunya negara francophone di Asia.
But its ok, travel tips banyak menyebutkan bagi orang yang belum pernah travelling mengunjungi Singapura adalah awal yang baik terutama untuk meminimalisir culture shock. Dengan pertimbangan letak geografis yang dekat, iklim yang tidak terlalu berbeda dan makanan dengan Indonesia.Satu hal lagi letaknya yang dekat sehingga tidak menghabiskan jatah cuti yang banyak.
Persiapan ke Liburan Ke Negeri Singa
So lucky! First, my friend got promo ticket for, horay. O iya ujik adalah travelmate pertamaku. Pada suatu hari kami berbincang tentang rencana untuk bepergian ke luar negeri, dia memintaku membuat paspor, agar jika ada tiket promo bisa langsung cuzz booking. Sip! Maret 2012 paspor sudah siap ditangan. Second!! Last minute mendekati tanggal keberangkatan satu orang teman lagi bisa join, makin banyak orang makin seru tho. But she had to pay more expensive. Yeah, that was okay.
Travel tips:
- Saat online searching ticket make sure ada uang di debit card kamu, sukur-sukur ada kartu kredit terutama untuk kalian pengabdi tiket promo, begitu nemu promo, tanggal dan tujuan cocok segera aja buat booking, terkadang seat promo yang dibuka berbatas waktu.
- Booking hotel sesuai dengan budget.
- Siapkan backpack andalan kamu
Mendarat di Bandara Changi Singapura
Yipi! Tanggal 1 November 2012, landed at Changi Airport. Tidak seperti di KL atau Bangkok, saat itu maskapai Air Asia mendarat di LCCT (Low Cost Carrier Terminal). Changi airport sebagai terminal international sangatlah luas. Cukup terkesan dengan modernitas dan kemegahan yang ditawarkan di airport ini. Bersih dan serba teratur itu kesan pertama begitu keluar dari pesawat tentang Changi.
Proses imigrasi pun berjalan dengan lancar, petugas yang ramah melayani, komunikatif dan English speaking. Begitu tahu kami adalah pelancong dari Indonesia, menurutku mereka cukup ramah melayani. Kendala bahasa pun tidak terlalu berarti meskipun berbahasa Inggris, tapi sikit-sikit paham lah bahasa Indonesia.
Perjalanan dari Bandara ke Hotel
Untuk hotel, berhubung ini adalah first experience, kami arrange trip maka kami putuskan untuk stay di Inncrowd, atas saran dari beberapa teman yang sudah lebih dulu ke Singapore. Kami memilih menggunakan MRT (Mass Rapid Transport) untuk sampai ke hotel. Letak Inncrowd di dekat Little India.
Sebenarnya tidaklah terlalu khawatir menggunakan transportasi lokal, tidak akan ada banyak pertanyaan karena segala sesuatu cukup jelas dan petunjuknya cukup komunikatif disampaikan dalam bahasa inggris.
Singapura termasuk negara multikultur, di sini mayoritas penduduknya adalah Cina, India, Melayu. Jadi jika kami mengalami kesulitan sangat sulit menemukan warga lokal untuk tempat bertanya. Bisa jadi kan orang India yang kita tanya ternyata juga turis sama seperti kami,.
Bingung, ini pertama kalinya aku mengenal MRT. Bagi dua teman saya ini yang pernah mencicipi Eropa, mungkin transportasi massal ini tidak asing buat mereka. Tetapi meskipun begitu, tetap saja menimbulkan pertanyaan bagaimana membeli kartu untuk menaikinya.
Maka jadilah kami dan serombongan turis dari Jepang dan beberapa negara Eropa terbingung-bingung dengan Card machine di depan kami. Beruntung ada beberapa warga Singapura yang masih mau membantu turis gaptek ini.
Akhirnya kami mendapatkan kartu untuk menaiki MRT, untuk sampai tujuan kami harus berganti/transit sebelum sampai ke halte bugis. Dari halte Bugis kami berjalan kaki menuju hotel dengan dipandu peta yang saya ambil di Changi tadi, kami mulai belajar tentang Singapura.
Kesimpulan
Tata kota yang teratur membuat kami lebih mudah memetakan Singapura di kepala kami. Nama jalan yang terpampang sesuai dengan peta dan mudah diikuti. Saya lega memulai perjalanan ini dengan rasa yakin dan percaya pada peta yang bisa diandalkan. Ini adalah awal liburan saya ke Singapura, keseruannya akan saya ceritakan di bagian lain blog ini ya.
Note:
Tulisan ini, versi originalnya saya buat pada tanggal 31 Agustus 2013 jam 11.55 wib. Awalnya saya tidak ingin melakukan editing, ingin posting sesuai aslinya, namun karena artikel ini belum sepenuhnya jadi dan pertimbangan lain saya memutuskan untuk melakukan beberapa edit. Garis besar cerita tetap sama kok.
Ah kita sama, negara pertama yg aku datangin dulu , juga Singapura. Pas msh SD. Liburan bareng keluarga. Baru setelah itu menjajal negara2 lainnya.
BalasHapusDulu sebelum pandemi aku rutin ke Singapura buat ngelepas stress mba. Weekend doang, cuma untuk main Reverse Bungy dan Giant Swing di Clark Quay atau USS. Abis itu Minggu malam balik Jakarta . Singapura utk ngelepas stress lebih asyik drpd negara tetangganya 😄.
Seruuu banget kan wiken di sana, moga pandemi benar-benar selesai ya trus bisa liburan lagi ☺️☺️☺️
Hapus