ICE Institute dan Acer Hadirkan Game Working Space Pertama di Indonesia
Game Working Space? Sepertinya menarik. Rasa penasaran inilah yang kemudian membuat saya rela bangun subuh demi mengejar kereta pertama ke Solo yang berangkat jam 5.19 pagi dari stasiun Lempuyangan. Bersama empat kawan blogger lainnya kami menuju ke Solo Technopark untuk menghadiri pembukaan Game Working Space pertama di Indonesia pada Selasa 29 November 2022.
Kenapa Ada Game Working Space di Solo Technopark?
Perjalanan menuju ke Solo lancar, kami tiba tepat satu jam di stasiun Balapan Solo. Dari sini kami menggunakan transportasi umum Batik Solo Trans atau BST menuju Solo Technopark yang berada di Jalan K.H Dewantara No. 19 Jebres Solo.
Pembangunan Game Working Sace ini ternyata hasil kolaborasi dari beberapa stakeholder yaitu ICE (Indonesia Cyber Education) Institute – Universtitas Terbuka dengan Acer Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui platform Kedaireka, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Solo Technopark.
Game Working Space diharapkan menjadi pusat unggulan teknologi game sebagai penunjang dalam pengembangan ekosistem game di Indonesia, sehingga dapat berkontribusi untuk kemajuan game nasional. Harapannya kehadiran Game Working Space ini akan membawa talenta-talenta game di Solo dan sekitarnya untuk bergabung dan menjadi bagian kemajuan industri game tidak hanya lokal tetapi juga nasional bahkan sampai ke tingkat internasional.
Pembukaan Game Working Space
Tepat pukul 09.00 acara dimulai. Mata saya yang sedari tadi mulai mengantuk akibat terisi satu arem-arem dan lapis mandarin langsung fokus begitu lima orang pembicara berada di depan. Yap, pembukaan Game Working Space ini dihadiri oleh Bapak Gibran Rakabuming Raka (Walikota Surakarta), Bapak Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E, M.Si (Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Universitas Terbuka), Bapak Muhammad Neil El (Deputi Bidang Ekonomi Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Ibu Yulita Priyoningsih (Koordinator Pembelajaran Khusus-Belmawa Direktorat Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kemendikbudristek) dan Ibu Fransisca Maya (Head of Marketing Acer Indonesia).
Sebelumnya bapak Walikota memberikan sambutan dan menyerahkan sertifikat penghargaan kepada mentor dan perwakilan peserta pelatihan yang sudah menyelesaikan pelatihan batch satu Program Mikrokredensial Game Developer (PMGD) yang diselenggarakan oleh ICE Institute selama lima bulan dari bulan Februari hingga Juli 2022.
Dalam paparan singkatnya Ibu Yulita menyatakan kehadiran Game Working Space pertama di Indonesia ini menjadi faktor pendukung utama terbentuknya ekosistem pengembangan di Indonesia. Salah satunya program Dikti yang memungkinkan mahasiswa mengambil mata kuliah di luar bidangnya dan belajar di ICE Institute atau mengikuti studi independen bersertifikat. Tentu saja program ini dapat dilakukan dengan dukungan yang berkelanjutan dari seluruh stake holder.
Bapak Himam mengungkapkan bahwa pembangunan Games Working Space di Solo mengingatkan pada keberhasilan penyelenggaraan Bekraft beberapa tahun lalu di kota ini. Sejalan dengan konsep Bekraft industri game di masa depan bisa menjadi industri kreatif baru yang mendukung ekonomi nasional. Dukungan dari pemerintah melalui rancangan PP untuk games lokal menimbulkan rasa optimis terhadap kemajuan industri game.
Lebih lanjut Bapak Prof. Dr Ali berharap program akselerasi game nasional akan meningkatkan jumlah talenta game developer, startup bidang game, jumlah produksi game nasional yang pada akhirnya meningkatkan ekonomi Indonesia
Paparan singkat dari ke lima narasumber selesai. Lalu kami diajak berkeliling secara virtual melalui tayangan video mengintip proses pembangunan dan fasilitas apa saja yang ada di Game Working Space ini. Wah rasanya sudah tidak sabar melihat langsung Game Working Space dibalik tirai besar hitam yang menjadi latar panggung.
Kira-kira pukul sepuluh kurang Bapak Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka bersama Bapak Ali, Bapak Himam, Ibu Yulita dan Ibu Siska dari Acer meresmikan Game Working Space yang ditandai dengan dibukanya tirai hitam.
Fasilitas di Game Working Space
Setelah acara seremoni pembukaan, giliran saya bersama tim dari media diajak berkeliling Game Working Space. Entah berapa kali saya mengucapkan kata “Wah”. Ekspesi “ngumun” saya tidak terlalu kentara karena tertutup masker hehehe. Gimana enggak takjub melihat piranti ngegame yang tidak pernah saya bayangkan.
Dari pintu masuk, saya memasuki ruangan pertama yaitu ruang tunggu atau lounge. Ada reception desk yang tegak lurus dengan pintu masuk. Sementara di sebelah kirinya ada loker untuk menyimpan barang-barang pengunjung. Beberapa kursi disediakan untuk menunggu atau bisa juga diskusi antar gamer.
Di belakang lounge kita terdapat ruang main game, ada satu alat main game dengan tiga layar. Mirip kayak di film-film science fiction itu hehe. Beranjak menuju ruang berikutnya saya menemukan deretan PC dengan layar besar saling berhadapan. Di sinilah para developer game meracik game-gamenya.
Di belakangnya terdapat ruangan yang lebih besar, mirip dengan ruang presentasi. Ada sepuluh set komputer, lima di sisi kiri dan lima lainnya di sisi kanan. Ruangan ini merupakan stadium game di mana para gamer bertanding.
Dukungan Acer terhadap Komunitas Game di Indonesia
Buat saya yang awam dengan dunia game, brand Acer yang saya tahu ya sebuah merk laptop. Ibu Siska selaku perwakilan Acer Indonesia dalam paparannya mengungkapkan support Acer untuk memajukan game di Indonesia.
Dukungan ini secara nyata saya lihat pada keterlibatan Acer Indonesia pada Game Working Space ini. Jenama Acer terlihat pada semua hardware gaming berupa 1 unit Predator Thonos full set, 1 unit Predator Orion PC, 12 unit Veriton PC, 12 unit Monitor XV242Y_P, 1 unit Projector BS-120P/PA, 10 unit Gaming Chair dan 1 unit Acer Swift 3 Ci5.
Tidak hanya memfasilitasi dengan hardware gaming yang canggih. Ibu Siska menjelaskan Acer Indonesia juga berkontribusi dalam kemajuan industri game nasional melalui penyelenggaraan Predator League yang merupakan kompetisi esport terbesar di dunia. Event yang sudah diadakan sejak 2017 terbukti mampu mencetak talenta berbakat yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Sebagai salah satu perusahaan ICT terkemuka Acer yang sudah berdiri sejak tahun 1976 berjanji tetap komit, konsisten dan fokus berinovasi sehingga terus mampu memberikan dukungannya terhadap industri game di Indonesia
Kesimpulan
Sepakat dengan pernyataan Bapak Gibran, saya juga merasa kehadiran Game Working Space ini menjadi momentum untuk mendukung industri game dengan harapan banyak game yang diciptakan oleh developer lokal. Tidak hanya anak-anak muda di kota Surakarta dan sekitarnya tetapi anak-anak muda di seluruh Indonesia bisa berkumpul di Solo Technopark untuk memajukan ekosistem game.
Saya jadi lantas berpikir, berwisata ke kota Solo tidak hanya menikmati kuliner dan obyek wisatanya saja tetapi lebih dalam dari itu. Kehadiran Game Working Space satu-satunya di Kota Solo dan yang pertama di Indonesia akan mampu menarik wisatawan minat khusus, khususnya para gamer, pecinta game atau game developer berkunjung ke kota Solo.
Kalau begitu tidak hanya kemajuan ekosistem game di Indonesia saja yang maju tetapi juga pariwisata di kota Solo makin meningkat. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau telampaui ini mah. Saya pun, sebelum pulang ke Jogja, dalam perjalanan dari Solo Technopark ke Stasiun Balapan saya mampir untuk foto-foto di depan Masjid Raya Sheikh Zayed. Masjid yang baru diresmikan sekaligus ikon baru kota Solo ini merupakan hadiah dari Putra Mahkota UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan kepada Presiden Joko Widodo. Mumpung di Solo ya kan.
Posting Komentar untuk "ICE Institute dan Acer Hadirkan Game Working Space Pertama di Indonesia"