Ada Cerita di Senjakala Radio
Radio! Entah berapa banyak orang yang mengingat benda ini. Kotak yang bisa mengeluarkan suara tersebut sering menjadi alat pembunuh sepi. Bahkan peran radio sangatlah penting pada masanya, khususnya bagi bangsa Indonesia ketika berjuang merebut kemerdekaan. Kisah selengkapnya bisa kamu cari tahu sendiri di buku-buku sejarah.
Senjakala Radio, Tulisan tentang Radio
Ah radio memang penuh cerita historis.
Tidak heran bagi beberapa orang radio punya kisah yang unik, menarik dan tidak terlupakan. Mereka yang memilki cerita khusus bersama radio berkumpul di Senjakala Radio. Sebuah buku yang berisi 26 cerita dari 22 penulis yang punya kisah dengan radio.
Membaca cerita-cerita yang dituliskan dalam Senjakala Radio menyeret ke masa lalu, saat hari-hari saya ditemani oleh radio. Sewaktu SMA ada seorang kawan yang hampir tiap menjelang jam pulang sekolah selalu menulis pesan dan permintaan lagu pada secarik kertas. Kadang saya menemaninya menyerahkan kertas itu ke radio yang kebetulan dekat dengan sekolah kami.
Saat program siaran dimulai kami sudah sampai di rumah dan mendengarkan siaran dari rumah masing-masing. Isi pesannya bervariatif, gonta ganti tiap hari. Biasanya ngingetin tugas/PR atau ulangan, kadang buat gebetan di sekolah tetangga atau hanya salam-salam aja. Seneng aja denger nama kita mengudara dan lagu favorit diputar oleh si penyiar.
Bagian Pertama Senjakala Radio
Tulisan awal senjakala Radio dibuka cerita pengalaman pertama menjadi penyiar radio. Hampir semua penulis memang bercita-cita menjadi penyiar. Karena berawal dari hati tidak heran jika mereka menekuni profesi ini hingga sekarang.
Panggilan sebagai penyiar sudah dimulai saat usia mereka duduk di bangku SMA, masa kuliah atau menampatkan perguruan tinggi. Karir penyiar radio yang dianggap kurang mentereng oleh orang tua dan lingkungan sekitar terbukti tidak membuat mereka mundur. Toh semua pekerjaan baik.
Realitanya memang gaji penyiar radio di tahun 1990an sangatlah kecil. Salah seorang penulis menceritakan gaji penyiar radio yang diterimanya kalah telak dibandingkan gaji sebagai pegawai sebuah maskapai penerbangan.
Namun ada satu hal yang tidak bisa dinilai dengan uang yaitu pengalaman dan kesempatan. Misalnya bertemu dengan jodoh di lewat radio hehehe. Hal-hal seperti ini tentu saja tidak akan digantikan oleh uang.
Kisah dari Balik Radio
Radio tidak hanya membawa kisah haru biru penyiarnya tetapi juga pendengarnya. Pada bagian ke dua Senjakala Radio, beragam kisah dihadirkan dengan sudut pandang si pendengar radio.
Kisah-kisah berlatar tahun 1990 yang kerap menampilkan adegan mengirim pesan dari telepon umum koin. Masa itu di pinggir-pinggir jalan terdapat box telepon umum. Kita hanya perlu menyiapkan koin untuk menggunakannya.
Pendengar yang ingin bersalam-salaman di udara akan menelepon radio kesayangannya. Penyiar radio/asisten akan mencatat rikues kita dan membacakannya saat siaran. Tentu saja kejadian ini mungkin tidak mudah dibayangkan oleh generasi yang lahir tahun 2000 ke atas.
Namun penulis dengan detailnya berhasil mengembalikan ingatan atau membangun imajinasi tentang apa yang terjadi pada masa itu kepada pembaca yang memiliki rentang waktu usia berbeda.
Tidak menyangka hanya lewat radio segala rupa kisah hadir, kebanyakan tentang percintaan entah yang sad ending, happy ending atau tanpa ending. Hehehhe
Kita dan Radio
Ya begitulah kekuatan magic radio, entah kepada penyiar atau pendengarnya. Relasi setiap orang dengan radio berbeda-beda, tergantung dengan tingkat kedekatan. Saking dekatnya malah sudah seperti bestie yang menemani 24 jam. Begitulah menurut pandangan seorang penulis di bagian terakhir ini.
Salah satu penulis merasa pengalamannya sebagai jurnalis radio selama ini membantunya merintis karir baru di bidang yang berbeda saat tidak lagi berkecimpung di dunia radio.
Senada dengan hal itu, penyiar radio senior ini juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui radio. Merintis program baru dan menjadi manager beberapa artis adalah pengalaman yang tentunya bisa diperoleh melalui kecintaannya terhadap dunia penyiaran.
Penutup
Senjakala Radia enak "didengarkan" kapanpun, saat suasana hati santai. Fontnya sangat nyaman, jarak dan spasinya pun diatur sedemikian rupa sehingga tidak membuat cepat lelah ditambah Ilustrasi radio di tiap halaman. Meskipun memiliki 241 halaman, tetapi tidak terasa berat dan nyaman digenggam. Gaya tutur yang ringan sambil sesekali membawa ingatan ke masa tahun 1990an. Masa itu boleh dikatakan masa kejayaan radio.
Kini radio tidak lagi benda kotak yang dilengkapi dengan antena. Perkembangan digital mengubahnya menjadi lebih ringkas. Saya ingat masa-masa mendengarkan radio melalui website radio streaming. Sekarang malah lebih mudah lagi setiap smartphone dilengkapi dengan fitur radio. Jadi tidak ada alasan untuk tidak dapat mendengarkan radio.
Semudah itu mendengarkan radio saat ini, semudah itu juga cerita-cerita tentang radio dimaknai di Senjakala Radio. Khususnya mereka yang ingin berkenalan dan memiliki kenangan tentang radio.
Posting Komentar untuk "Ada Cerita di Senjakala Radio"