Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Persiapan Misa Kudus Bersama Paus Fransiskus di GBK


Masih lekat dalam ingatan, bulan Mei 2023 lalu saya pergi ke Museum Misi di Muntilan Jawa Tengah bersama seorang kawan. Di sana ada satu ruangan yang digunakan untuk menyimpan benda/barang yang digunakan Paus Yohanes Paulus II saat memimpin misa di Yogyakarta pada Oktober 1989. 

Saat berada di depan kursi rotan tempat duduk Paus Yohanes Paulus saya berkata seorang kawan, “Kalau Paus Fransiskus ke Indonesia pengen ikut misa bareng Paus, tapi nggak mungkin bisa dan sulit pasti.” Keraguan dan ketidakpercayaan mengubur mimpi saya itu. 

Untungnya saya tidak tunduk pada keraguan. Modal nekat. Yah bisa dibilang begitu. Selagi ada kesempatan langsung gercep, yang lain pikir belakangan. Prinsip saya untuk ikutan Misa bersama Paus Fransiskus.

Tentang Misa Paus

Sebelum menceritakan bagaimana proses pendaftaran dan persiapan Misa Paus, saya ingin menyampaikan bahwa informasi/tata cara yang saya jelaskan adalah yang terjadi atau yang saya alami sebagai umat di wilayah Keuskupan Agung Semarang khususnya di Paroki Santo Yusuf Bintaran, Yogyakarta. Karena di wilayah atau di tempat lain mungkin akan berlaku sistem yang berbeda.

Misa Paus akan dihadiri oleh umat katolik seluruh Indonesia secara terbuka bagi siapa saja tetapi terbatas. Maksudnya, kapasitas tempat misa menjadi kendala sehingga umat yang bisa ikut misa harus ‘dipilih’. 

Dalam surat resminya, panitia Misa Paus Keuskupan Agung Semarang menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi kuota sebanyak 3000 orang. Perhitungan 3000 orang ini jika dibreakdown dengan jumlah paroki yang ada di wilayah Keuskupan Agung Semarang maka setiap paroki mendapatkan jatah 25 orang. 

Setiap paroki berhak menentukan cara pendaftaran peserta Misa. Di Paroki Bintaran, pendaftaran dibuka bagi siapa saja yang berminat. Apabila pendaftar melebihi kuota maka akan diberlakukan sistem undia. Ini terdengar fair menurut pendapat pribadi saya. Baiklah saya ceritakan lebih jelasnya ya.

Informasi dan Tata Cara Pendaftaran Misa Paus di GBK

Diawali dengan pengumuman pendaftaran Misa Paus tanggal 5 September 2024 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Setiap paroki yang berada di wilayah Keuskupan Agung Semarang mendapatkan kuota sebanyak 25 orang. Informasi pendaftaran diumumkan melalui Ketua Lingkaungan dan dibagikan di grup WA hari Jumat 5 Juli 2024.

Di Paroki Bintaran Yogyakarta pendaftaran dibuka selama dua hari. Umat yang berminat bisa mendaftar di Sekretariat Paroki pada tanggal 6 dan 7 Juli 2024. Hari Minggu setelah misa saya menuju ke Sekretariat Paroki dengan membawa fotokopi KTP sebagai syarat pendaftaran. Sesuai informasi jika pendaftar melebihi kuota maka akan diadakan undian untuk menentukan siapa saja yang bisa ikut.

Setelah mendaftar saya mendapatkan pengumuman bahwa saya terpilih menjadi peserta Misa Paus di GBK melalui pesan singkat keesokan harinya. Sebelum hari H keberangkatan koordinator rombongan yaitu Pak Benny dan Pak Bowo, mengadakan tiga kali pertemuan untuk berkoordinasi. 

Selain itu koordinator juga membuat grup WA untuk memudahkan koordinasi, lebih cepat membagikan informasi dan memudahkan komunikasi dengan peserta khususnya yang berdomisili di luar kota karena bekerja atau sekolah. 

Perkenalan dan Koordinasi Awal Misa Paus

Pertemuan pertama diadakan tanggal 12 Juli 2024. Koordinasi awal pada pertemuan pertama membahas 3 hal meliputi persiapan individu, rundown kegiatan serta transportasi dan akomodasi. sekaligus ini pertama kali saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman satu rombongan.

Sebagai orang yang  sudah dipilih dan beruntung dapat mengikuti Misa Paus, Pak Benny memberikan penjelasan terkait apa saja persiapan individu yang harus dilakukan. Pertama persiapan hati. Dalam hal ini hati yang penuh syukur dan menggunakan kesempatan ini untuk membuka hati untuk mengenal lebih dalam Bapa Suci dan dinamika gereja Katolik di Indonesia. 

Kemudian kesiapan fisik dengan menjaga kesehatan sebelum dan selama perjalanan serta menyiapkan obat pribadi yang diperlukan. Terakhir adalah administrasi yaitu sudah mengisi link pendaftaran, menandatangani komitmen kepesertaan dan menyiapkan biaya perjalanan ke Jakarta.

Selanjutnya pak Bowo menyampaikan teknis keberangkatan. Keberangkatan ke Jakarta dilakukan satu hari sebelum misa, dengan pertimbangan agar memiliki cukup waktu untuk beristirahat. Selain itu akan dibagikan topi sebagai tanda pengenal untuk rombongan dari Keuskupan Agung Semarang. Rombongan dari Bintaran juga akan membuat seragam kaos.

Tanggal 15 Juli 2024 panitia Misa Paus Keuskupan Agung Semarang mengeluarkan surat resmi terkait ketentuan Misa Paus dari Panitia Pusan dan Keuskupan Agung Semarang. Pada bulan Juli ini panitia dari Keuskupan Agung Semarang banyak melakukan persiapan terutama persiapan administrasi peserta misa Paus. 

Meliputi penerimaan data peserta, verifikasi data dan pengiriman data ke panitia pusat Misa Paus yang dilakukan sekitar tanggal 20-27 Juli 2024. Oleh karena iitu penambahan jumlah peserta ditutup tanggal 12 Juli 2024, sedangkan batas akhir pengiriman berkas dari Keuskupan ke panitia pusat tanggal 20 Juli 2024. 

Peserta resmi akan memperoleh gelang barcode dari panitia pusat. Gelang tersebut nantinya akan tersedia sekitar bulan Agustus, agar bisa didistribusikan ke umat sebelum tanggal misa. Keuskupan Agung Semarang mendapatkan kuota sebanyak 3000 orang untuk semua unsur yaitu imam, kaum religius, paroki, lembaga pemerintah. 

Untuk memberikan dukungan penuh pada peserta misa yang masih bersekolah atau bekerja, koordinator Misa Paus Bintaran membantu membuatkan surat ijin yang diperlukan kepada yang bersangkutan.

Pertemuan Kedua Koordinasi Misa Paus, Pembagian Topi dan Kaos

Pertemuan kedua diadakan tanggal 22 Agustus 2024. Bahasan pada pertemuan ini lebih detail, mengingat hari keberangkatan tinggal dua minggu lagi. Panitia Misa Paus sudah menyusun Guide Book sebagai pedoman peserta mengikuti misa Paus di GBK.

Semua aturan dan petujuk teknis tentang misa dipaparkan pada pertemuan ke dua oleh Pak Benny dan Pak Bowo. Guide book yang dibuat oleh panitia pusat cukup jelas dan bisa dipelajari secara mandiri.

Saya akan mencoba mengurai ketentuan tersebut secara ringkas. Pertama, gelang tiket yang wajib dipakai oleh peserta. Pada gelang itu disematkan QR Code data diri. Selain itu dicantumkan juga informasi posisi kursi. Petunjuk diberikan dalam kode sehingga umat lebih mudah menemukannya karena sudah mengetahui akses pintu masuk stadion dan titik drop off. Begitu juga dengan alur komuni.

Kedua, barang bawaan yang boleh dan tidak boleh dibawa saat misa. Petugas security akan melakukan pemeriksaan tas peserta sebelum masuk stadion. Peserta dilarang membawa tongkat selfie, kamera profesional, benda berbahan kaca dan payung. Tidak diperkenankan juga membawa makanan dan minuman dari luar karena sudah disediakan tenant yang menyediakan makanan dengan harga terjangkau.

Peserta disarankan menggunakan sepatu, membawa jas hujan, menyiapkan uang tunai dan menggunakan tas slempang dengan ukuran maksimal 6 liter. Pada saat memasuki kawasan stadion GBK umat sudah wajib menggunakan gelang tiket dan duduk sesuai dengan zone atau no kursinya. 

Ketiga alur masuk ke stadion, semua petunjuk akses masuk ke GBK dan tempat duduk bisa dilihat pada gelang tiket peserta. Buku panduang juga menjelaskan denah stadion utama GBK, letak masing-masih pintu masuk, zona akses masuk, akses masuk umat disabikitas, jalur evakuasi, titik penjempuran, informasi letak petugas keamanan, lokasi fasilitas toilet, titik layanan medis, stand makan minuman dan susunan acara. 

Panduan ini sebaiknya dibaca terlebih dahulu sehingga bisa mendapatkan gambaran situasi stadion GBK dan tata cara menghadiri misa. Pada pertemuan ke dua ini juga dibagikan kaos dan topi. Topi dibuat khusus oleh panitia dari Keuskupan sekaligus menjadi tanda bahwa rombongan kami berasal dari Keuskupan Agung Semarang.

Kaos dibuat seragam untuk kontingen peserta misa dari Paroki Bintaran. Kaos biru dongker yang dipadukan dengan warna merah pada kerah. Bagian belakang diberi logo Bintaran. Sedangkan di bagian depan terdapat bordiran wajah Paus. Di bagian lengan kiri terdapat bendera Indonesia sebagau tanda kunjungan Paus ke negara Indonesia tercinta.

Koordinasi Akhir Misa Paus

Dua hari (1 September) menjelang keberangkatan ke Jakarta,kami mengadakan pertemuan ke tiga. Pada koordinasi terakhir ini semua persiapan yang diperlukan oleh rombongan sudah siap sekitar 80%. Sisa 20%nya adalah persiapan pribadi masing-masing peserta.

Gelang tiket sudah di tangan dan harus dijaga dengan baik sampai saat nanti digunakan. Tas transparan juga sudah tersedia. Kami hanya tinggal mempersiapkan diri dan menjaga kesehatan agar badan fit.


klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Persiapan Misa Kudus Bersama Paus Fransiskus di GBK"