Kunjung Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Sleman: Menghidupkan Kesadaran Melestarikan Warisan Budaya
Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman mengadakan kegiatan Kunjung Cagar Budaya ke dua situs bersejarah, Candi Sari dan Candi Kalasan pada hari Kamis tanggal 19 Desember 2024. Sebanyak 20 peserta yang berasal dari komunitas Putra Putri Batik DIY, UMKM batik, dan blogger turut serta dalam program ini.
Acara dimulai pukul 08.15 WIB dengan titik kumpul di Kantor Dinas Kebudayaan Sleman. Ibu Endah selaku Kepala Seksi Warisan Budaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman menyambut dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah bersedia mengikuti kegiatan Kunjung Cagar Budaya.
“Candi di Sleman belum banyak dikunjungi, kebanyakan pengunjung hanya foto-foto tetapi nilai penting bangunan belum tersampaikan,” imbuhnya.
Melalui kegiatan ini Dinas kebudayaan Sleman berupaya untuk memberi informasi dan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya cagar budaya dalam rangka penguatan ketahanan budaya dan identitas kebangsaan.
Secara khusus keterlibatan blogger, komunitas Putra Putri Batik DIY dan pegiat UMKM batik diharapkan dapat menghidupkan kesadaran menjaga dan melestarikan cagar budaya melalui tulisan dan karya batik mereka.
Rombongan berangkat menggunakan bus menuju ke Candi Sari dan Candi Kalasan. Mbak Sinta dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X ditemani Mas Erwin dari Komunitas Malam Museum memandu peserta mengeksplorasi Candi Sari dan Candi Kalasan.
Kedua candi ini sengaja dipilih karena dua alasan. Pertama, lokasi candi berada di wilayah Kabupaten Sleman. Kedua, Candi Sari dan Candi Kalasan adalah candi bercorak Buddha yang kaya akan relief dan keunikan arsitekturnya.
Kebetulan letak kedua candi pun berdekatan yaitu di Jalan Raya Jogja Solo Km 14. Candi Sari berada di sisi utara sedangkan Candi Kalasan di sebelah selatan jalan utama yang menghubungkan Yogyakarta dengan Surakarta. Jaraknya kira-kira 750 meter
Seluruh peserta menyimak penjelasan dari Mbak Sinta dan Mas Erwin tentang sejarah, proses restorasi dan relief candi. Mereka membuka kesempatan bagi peserta yang ingin bertanya jika ada hal yang kurang jelas atau membutuhkan informasi lebih detail.
Para peserta juga membuktikan sendiri kemegahan dan keindahan relief kedua candi yang sarat akan makna. Antusiasme peserta tampak ketika Mbak Sinta dan Mas Erwin menjelaskan tiap detail relief tersebut.
Mereka memandang tiap ukiran demi ukiran yang terpahat di bagian luar candi dengan kagum. Relief tersebut memang cocok untuk motif batik, terutama pola dedaunan, sulur, bunga dan ukiran geometris.
Putra Putri Batik DIY dan UMKM diberi waktu kurang lebih satu jam untuk menggambar sketsa relief yang akan dijadikan motif batik seusai tour singkat di Candi Sari dan Candi Kalasan.
Namun tidak semua relief bisa digunakan sebagai motif batik, hanya relief dekoratif saja. Mbak Sinta mengingatkan agar berkonsultasi terlebih dahulu (jika ragu) supaya tidak terjadi kesalahan.
Sekitar pukul 12.15 rombongan meninggalkan Candi Kalasan menuju ke sebuah restoran untuk santap siang dilanjutkan diskusi. Dalam sesi diskusi interaktif yang dipandu oleh Mas Erwin, para peserta mengaku senang terlibat dalam kegiatan Kunjung Cagar Budaya.
Mereka tidak menyangka mendapatkan ide tulisan atau referensi desain motif batik yang terinspirasi dari beberapa relief yang tedapat di Candi Sari dan Candi Kalasan seperti Bodhisatwa dan Purnakalasa.
Kegiatan Kunjung Cagar Budaya benar-benar berakhir ketika seluruh rombongan tiba di Kantor Dinas Kebudayaan Sleman pada pukul 15.00. Secara keseluruhan kegiatan berjalan baik dan lancar. Dalam kunjungan ini para peserta tidak sekadar diajak piknik tetapi mendapatkan wawasan mendalam tentang Candi Sari dan Candi Kalasan.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini Komunitas Putra Putri Batik dan UMKM menyelesaikan karya batik mereka. Kain batik dengan referensi relief candi yang akan memperkaya motif batik nusantara.
Sementara itu, para blogger telah menyelesaikan artikel mereka dan memublikasikannya di media digital sejak tanggal 20 hingga 30 Desember 2024 lalu. Tulisan tersebut diharapkan dapat dibaca banyak orang, memperluas promosi cagar budaya serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga bangunan cagar budaya.
Memandang candi sebagai warisan budaya, bukan hanya sebagai background foto tetapi memahami nilai penting bangunan bersejarah dan menjadikannya sumber inspirasi seperti yang terekam pada kegiatan Kunjung Cagar Budaya hari itu. Oleh karena itu keberadaan candi sebagai cagar budaya harus dilindungi, dijaga dan dirawat agar lestari.
Posting Komentar untuk "Kunjung Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Sleman: Menghidupkan Kesadaran Melestarikan Warisan Budaya"